Mangupura, balibercerita.com –
Sebagai tuan rumah perhelatan KTT G20, Pemerintah Indonesia secara masif terus melakukan edukasi pengelolaan sampah berbasis 3R. Sejak sebulan terakhir, berbagai kegiatan bertema lingkungan terus terselenggara di Bali. Hal itu demi terciptanya lingkungan yang lebih baik, yang sejalan dengan isu utama yang diangkat dalam KTT G20 Indonesia yang berfokus kepada lingkungan.
Berbagai kegiatan bertema lingkungan yang diselenggarakan di Bali mendapatkan respons positif dari masyarakat. Mereka menyambut baik berbagai program kegiatan yang dilaksanakan, salah satunya adalah #GILAsSampah yaitu Gerakan Inovasi Langsung Aksi Tuntaskan Sampah yang diselenggarakan di Pantai Jerman Kuta pada Minggu (17/4). Mereka berduyun-duyun membawa sampah organik, kardus, dan botol yang dikumpulkan, untuk ditimbang dan ditukarkan menjadi beras oleh organisasi plastic change.
Menurut salah seorang warga Banjar Segara Kuta, Made Suratmi, ia mengaku mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan tersebut. Sebab hal itu merupakan suatu bentuk kegiatan yang mengubah mindset masyarakat dalam pengelolaan sampah di rumah tangga. Sampah yang mereka kumpulkan bisa ditukarkan menjadi beras, yang tentunya membantu masyarakat di tengah situasi pandemi. “Saya dapat setengah kilogram beras dari setengah kilogram sampah botol plastik yang dikumpulkan. Lumayanlah untuk menambah stok beras di dapur,” ungkapnya.
Jumlah beras yang didapat warga tergantung dari banyaknya sampah yang dikumpulkan dan ditukarkan warga. Jika warga berhasil mengumpulkan 1 kg sampah, maka warga akan mendapatkan tukaran 1 kg beras. Ia mengaku mengetahui program tersebut dari informasi yang disampaikan kepala lingkungan setempat, akan adanya stand penukaran sampah dalam program #GILAsSampah. Pihaknya berharap program semacam itu bisa terus dilaksanakan, sehingga semangat masyarakat untuk mengumpulkan sampah plastik semakin tinggi.
Diakuinya, selama ini pihaknya sudah melakukan pemilahan sampah untuk kemudian dikumpulkan di rumah. Sampah yang berupa plastik dan bahan yang bisa didaur ulang itu nantinya akan diambil oleh pengepul pada hari tertentu. Untuk sampah plastik yang ia tukarkan pada stand plastic change, hal itu dikumpulkan hanya dalam kurun waktu sebulan. Apabila program itu bisa diperpanjang, tentunya akan semakin banyak sampah yang bisa ditukarkan.
Menurut salah seorang anggota plastic change, kegiatan tersebut sebenarnya sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Program itu secara rutin dilaksanakan secara berkeliling, namun hal itu paling rutin dilaksanakan di Kabupaten Gianyar yang notabene menjadi home base dari organisasi tersebut. Namun, biasanya jumlah 1 kg beras yang ditukarkan biasanya ditentukan dari jumlah minimal sampah yang dikumpulkan yaitu sebanyak 7 kg.
Selain sampah berupa botol plastik, organisasi itu juga menerima kardus bekas dan botol minuman berbahan kaca. Sampah itu nantinya akan dikirimkan ke Pulau Jawa, untuk diolah. (BC5)