Mangupura, balibercerita.com –
Menyambut Tahun Baru Imlek 2573 yang jatuh pada Selasa (1/2), ratusan warga Banjar Dharma Semadi, Kuta, melaksanakan kegiatan bersih-bersih di lingkungan Vihara Dharmayana Kuta. Sejak pagi, terlihat aktivitas warga yang membersihkan altar, area dalam vihara, memasang lampion, serta membersihkan rupang atau arca para Shiembing (dewa-dewi). Selain itu, juga dilakukan penyucian rupang dengan mandi kembang, serta wewangian cendana.
Menurut Ketua Pengurus Vihara Dharmayana Kuta (Leng Gwan Byo), Adi Dharmaja, prosesi bersih-bersih area vihara dilakukan secara gotong royong oleh warga banjar, PKK dan pemuda-pemudi internal banjar. Semula ia memperkirakan kegiatan itu akan dihadiri oleh 100 orang warga, namun nyatanya hal itu justru melebihi ekspektasi. Tentunya hal itu merupakan bentuk antusiasme warga sebagai rasa hormat bhakti.
Menariknya, pemasangan lampion yang ditempatkan di dalam altar pemujaan nantinya akan diberikan nama. Sebab hal itu merupakan bentuk penghormatan kepada umat yang mempersembahkan lampion tersebut. “Ada sekitar 70 rupang yang dimandikan air kembang. Sedangkan untuk lampion yang dipasang dalam altar itu jumlahnya 220 buah, itu belum lagi ditambah yang di luar,” ucapnya.
Dalam pelaksanaan Imlek yang tahun ini jatuh pada shio Macan, pihaknya berencana untuk kembali menggelar persembahyangan tolak bala ke luar vihara. Ritual tersebut akan dilaksanakan sehari sebelum Imlek, yaitu pada tanggal 31 Januari 2022 dengan mengambil lokasi di masing-masing persimpangan yang dekat dengan kawasan vihara. Dalam prosesinya akan diisi dengan iring-iringan barongsai dan liong. Adapun rute yang dilalui yaitu Jalan Blambangan, Jalan Kalianget, Jalan Raya Kuta, untuk kemudian balik menuju vihara.
Persembahyangan tolak bala keluar vihara itu menjadi yang pertama kali dilaksanakan, setelah dua tahun sebelumnya tidak dilaksanakan karena faktor PPKM. Sampai saat ini, pihaknya mengaku masih menunggu instruksi lebih lanjut dari Kementerian Agama maupun pemda, apakah kegiatan itu diperkenankan dilakukan. Bila hal itu tidak diizinkan, maka persembahyangan tolak bala akan dilaksanakan seperti tahun sebelumnya, yaitu dilaksanakan di depan pintu gerbang vihara secara sederhana dengan waktu terbatas.
“Prosesi tersebut kita laksanakan atas kesepakatan rapat internal dan atas keinginan umat. Makna dari persembahyangan itu adalah untuk menetralisir pengaruh negatif. Melalui persembahyangan ini kita juga memohon agar pandemi Covid-19 cepat berlalu,” jelasnya.
Dalam perayaan tahun baru Imlek di vihara, pihaknya tetap akan mengedepankan prokes cegah Covid-19. Pengawasan prokes nantinya akan dikoordinir oleh pemuda vihara, di-backup oleh petugas kepolisian, linmas kelurahan dan pecalang desa adat. Untuk mencegah potensi kerumunan saat persembahyangan, pihaknya juga mengatur umat yang ada di dalam vihara. Persembahyangan Imlek di vihara akan dibuka mulai dari pukul 00.00 Wita. (BC5)