Mangupura, balibercerita.com –
Persembahyangan tolak bala ke luar Vihara Dharmayana Kuta tahun ini seharusnya menjadi yang ke-19 kali dilaksanakan. Sayangnya, ritual yang dimulai sejak tahun 2003 itu kembali ditiadakan tahun ini. Terhitung sudah 3 kali prosesi tersebut ditiadakan karena faktor pandemi dan diganti dengan persembahyangan di depan gerbang vihara.
Ketua Pengurus Vihara Dharmayana (Leng Gwan Byo) Kuta, Adi Dharmaja Kusuma mengungkapkan, persembahyangan tolak bala keliling kawasan Vihara Dharmayana kembali ditiadakan tahun ini. Semula, persembahyangan yang diiringi pernghormatan atraksi 3 barongsai dan liong itu hendak dilaksanakan Senin (31/1) sore. Peniadaan tersebut didasari atas beberapa pertimbangan, diantaranya resiko lokasi acara yang merupakan tempat umum, antusiasme warga karena prosesi itu sempat ditiadakan 2 tahun dan perkembangan kasus Covid-19 yang kembali meningkat belakangan ini. “Prosesi ini kembali terpaksa kami tiadakan tahun ini. Ini merupakan hasil kesepekatan bersama pengurus vihara,” ucapnya.
Sebagai gantinya, persembahyangan akan dilaksanakan hanya di depan gerbang vihara, seperti dua tahun sebelumnya. Hal itu pun didasari atas kesepakatan bersama dan berita acara rapat yang telah dilaksanakan sebulan sebelumnya. Rencananya, persembahyangan tolak bala akan dilaksanakan pada pukul 16.30 Wita sampai 17.00 Wita. Makna persembahyangan tolak bala bertujuan untuk meminta keselamatan, wujud syukur karena tahun lalu bisa dilalui dengan selamat dan menetralisir hal negatif.
“Kalau saat normal (sebelum pandemi), persembahyangan itu akan diisi ritual penghormatan di masing-masing perempatan oleh 3 barongsai dan liong. Karena tahun ini persembahyangan kembali dilakukan depan vihara, kami tidak menurunkan liong. Yang diturunkan itu 3 barongsai, termasuk satu yang kita sakralkan. Tapi itu tidak mengurangi makna dari upacara tersebut,” paparnya.
Pada saat malam momen pergantian tahun, pihaknya juga akan mengadakan atraksi barongsai dan liong di dalam vihara. Jumlah penonton akan bisa dibatasi, sehingga memudahkan untuk dikontrol. Sejak dua tahun lalu, kegiatan itu sempat dihentikan karena faktor PPKM.
Hal serupa dilaksanakan untuk persembahyangan tutup tahun di vihara. Sebelumnya kegiatan itu sempat ditutup selama 2 tahun belakangan, dan dikhususkan hanya untuk internal vihara saja. Tahun ini, persembahyangan itu kembali digelar sejak pukul 00.00 Wita. Nantinya umat yang akan sembahyang di dalam vihara akan diatur, untuk mencegah potensi terjadinya kerumunan.
Pihaknya menerapkan sistem nomor antrian, agar mempermudah pengawasan. Dalam sekali persembahyangan, umat yang diizinkan masuk ke vihara dibatasi 50 sampai 75 orang. “Pengaturan prokes dan persembahyangan nantinya dikoordinir oleh pemuda vihara, dibantu Linmas, pecalang, dan Bhabinkamtibmas. Jadi, tata caranya tentu harus mengikuti aturan yang diberlakukan pemerintah,” tandasnya. (BC5)