Perayaan Imlek di Vihara Dharmayana Kuta, Sarana Persembahyangan Juga Gunakan Canang

0
77
Imlek
Sarana persembahyangan berupa canang menghiasi altar pemujaan di Vihara Dharmayana Kuta. (ist)

Mangupura, balibercerita.com –

Sebagai salah satu vihara tertua di Bali, Vihara Dharmayana (Leng Gwan Byo) Kuta kental dengan akulturasi budaya Tiongkok dan Hindu Bali. Hal tersebut terlihat dari adanya sejumlah sarana upacara Hindu Bali, seperti tamiang dan paku pidpid yang menghiasi kawasan vihara saat perayaan tahun baru Imlek, Selasa (1/2). Sejumlah umat juga terlihat menggunakan canang sebagai sarana persembahyangan.

Menurut Ketua Pengurus Vihara Dharmayana Kuta, Adi Dharmaja Kusuma, akulturasi budaya yang terjadi di lingkungan vihara sudah berlangsung cukup lama. Hal itulah yang membuat setiap pelaksanaan upacara di Vihara Dharmayana Kuta kental dengan nuansa budaya Hindu Bali. Umat pangempon vihara sudah lama menetap di Bali, bahkan ada yang sudah 9 keturunan. 

Baca Juga:   Ribuan Penjor Hias Akan Percantik Jalur Acara KTT G20

“Kenapa menggunakan canang, karena itu merupakan rangkaian bunga yang cukup lengkap sehingga dapat digunakan sebagai sarana. Sebenarnya dalam persembahyangan kami itu menggunakan sarana inti bunga dan api,” terangnya.

Vihara Dharmayana sendiri telah berdiri sejak tahun 1876, yang diempon oleh 145 KK. Mereka tergabung dalam banjar sukaduka Dharma Semadi Kuta. Selain mempergunakan beberapa ornamen bali, pelaksanaan upacara di vihara juga kadang diisi oleh hiburan dan kesenian Bali, seperti gong kebyar, tari-tarian dan lain sebagainya. Hal itu biasanya ditampilkan saat perayaan Cap Go Meh yang merupakan akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek. 

Baca Juga:   Pengelukatan Pancoran Sapta Gangga, Dipercaya Mampu Sembuhkan Penyakit Sekala dan Niskala

Karena akulturasi tersebut dan terletak di jantung pariwisata Bali, vihara yang berlokasi di Jalan Blambangan, Kuta ini, sering dikunjungi wisatawan. Baik wisatawan yang hendak bersembahyang, maupun yang hanya ingin berkunjung semata. 

Baca Juga:   Pemkot Denpasar Gelar Bulan Bahasa Bali

Terkait dengan tahun baru Imlek yang jatuh pada shio Macan Air, hal itu bisa dimaknai dengan suatu kehidupan yang selalu optimis. Setiap manusia harus senantiasa bersemangat, bertanggung jawab dan selalu disiplin dalam melakukan aktivitas. Hal itu tentu perlu diimbangi dengan usaha dan doa. “Semoga berkat Imlek dapat kita rasakan bersama, kesehatan, usaha maju, kesejahteraan dan kebahagiaan dapat kami rasakan bersama,” harapnya. (BC5)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini