Tabanan, balibercerita.com –
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali meminta Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali memastikan terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, dan papan dalam jumlah dan kualitas yang memadai bagi kehidupan krama Bali.
Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Bali Prof. Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati. Menurut pria yang akrab disapa Cok Ace ini, HKTI sebagai mitra pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan kinerja organisasi dalam rangka membantu pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyukseskan program prioritas jangka pendek pembangunan di daerah Bali melalui pola pembangunan semesta berencana mewujudkan Bali Era Baru melalui Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Wagub Cok Ace juga berharap keberadaan HKTI Bali mampu mewujudkan kemandirian pangan, meningkatkan nilai tambah dan daya saing pertanian, serta meningkatkan kesejahteraan petani. Selain itu, keberadaan HKTI diminta untuk dapat mengembangkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, yaitu berkualitas dan berintegritas, bermutu, profesional dan bermoral serta memiliki jati diri yang kokoh yang dikembangkan berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal krama Bali.
“Dengan konsep Tri Hita Karana, sejak tahun 2012 subak resmi tercatat sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Dimana subak Taman Ayun sebagai konsep parahyangan, Subak Pulagan, Tampaksiring, sebagai konsep pawongan dan Subak Jatiluwih sebagai konsep palemahannya,” ungkap Wagub Cok Ace, Senin (31/1).
Guru Besar ISI Denpasar ini berharap agar HKTI Bali ini dapat mengembangkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Dengan demikian, organisasi ini dapat mencetak atau menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. “Kompeten dan produktif serta dapat memperluas akses atau jaringan untuk mendapatkan kesempatan kerja di dalam maupun di luar negeri,” katanya.
Ketua DPD HKTI Bali, I Made Edi Wirawan mengatakan bahwa lahan pertanian yang tercatat hingga saat ini seluas kurang lebih 79.000 hektar. Hal ini disebabkan banyaknya alih fungsi lahan yang terjadi setiap tahunnya, lantaran semakin minimnya generasi muda yang sanggup dan bersedia mengolah tanah pertanian.
“Berdirinya Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sebagai wadah petani-petani Indonesia yang terbukti telah mampu mengoptimalkan hasil pertanian di Indonesia, karena sebagai suatu organisasi HKTI bertujuan untuk membantu meningkatkan kapasitas, harkat, martabat dan kesejahteraan insan tani serta pelaku agribisnis dan menjadikan sektor pertanian sebagai basis pembangunan nasional,” terang Edi Wirawan yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Tabanan.
Dengan dilantiknya kepengurusan yang baru, HKTI diharapkan dapat memberi kontribusi nyata di sektor pertanian yang solid dan mandiri, namun tetap berpegang teguh pada tata titi kehidupan masyarakat Bali yang berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kertih dalam Bali Era Baru, sekaligus mampu menyatu dan menjaga keseimbangan serta keharmonisan antara alam Bali, krama Bali, dan kebudayaan Bali yang meliputi adat-istiadat, tradisi, seni, budaya, serta kearifan lokal secara sekala dan niskala. (BC20)