Manajemen GWK Tunjukkan Komitmen, Warga Minta Seluruh Tembok Dibongkar

0
16
Tembok
Proses pembongkaran tembok GWK yang menutup akses warga Banjar Giri Dharma, Desa Ungasan, Rabu (1/10). (BC9)

balibercerita.com –
Manajemen Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park telah menunjukkan komitmennya untuk membongkar tembok yang menutup akses warga pada Rabu (1/10). Pembongkaran dilakukan di beberapa titik, seperti gang menuju rumah dan pintu pagar warga di Banjar Giri Dharma, Desa Ungasan, Kuta Selatan. Namun, masyarakat terdampak meminta agar seluruh tembok pagar GWK dibongkar sesuai rekomendasi DPRD Bali.

Salah seorang warga, Nyoman Tirtayasa mengaku penderitaan yang dirasakan warga sangat berat sejak akses jalan ditutup GWK selama setahun terakhir. Ia menilai, akses vital tersebut seharusnya tidak boleh ditutup. “Kalau dibilang senang ya senang juga, tetapi juga sedikit ada keragu-raguan,” ucap Tirtayasa.

Baca Juga:   HUT ke-32 LPD Kedonganan, Sekda Adi Arnawa Serahkan Paket Daging Babi

Ia menambahkan, rekomendasi DPRD Bali pada 22 September 2025 jelas menyebut seluruh tembok GWK di Banjar Giri Dharma harus dibongkar. Namun, hingga kini, baru tembok di pintu keluar-masuk dan gang rumah warga yang dibuka.

“Harapan saya, ke depannya supaya tembok-tembok ini semuanya dibongkar sesuai dengan rekomendasi dari DPRD Provinsi Bali. Alangkah baiknya kami merasakan rasa aman, nyaman, tentram, senang, happy-lah jika kami diberikan jalan sebagai fungsi sosial,” paparnya.

Menurut Tirtayasa, jalan yang ditutup itu telah lama ada dan bahkan sudah menjadi aset Pemkab Badung. Karena berstatus fasilitas umum, warga seharusnya tidak boleh terisolasi. Ia meminta agar pagar GWK dipindahkan ke area lahan perusahaan. “Kami tidak minta berlebihan, kami hanya meminta akses masyarakat yang mana itu fasilitas umum yang berupa jalan ini yang buktinya sudah diaspal,” tegasnya.

Baca Juga:   BKS-LPD Kabupaten Badung Periode 2023-2028 Dikukuhkan 

Lebih lanjut, ia berharap pemerintah daerah hingga Presiden dapat turun tangan menjembatani aspirasi warga. Menurutnya, konsep awal berdirinya GWK adalah bersinergi dengan masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesejahteraan.

“Konsepnya dulu awal berdiri GWK itu akan bersinergi dengan masyarakat lokal di sekitar lingkungannya untuk bersama-sama memajukan taraf hidup masyarakat itu sendiri,” jelasnya.

Baca Juga:   Tahun 2023, Kedatangan WNA ke Bali Mendekati Kondisi Normal

Hal senada disampaikan warga lainnya, Made Mendra. Ia mengaku sangat kesulitan keluar masuk rumah karena akses alternatif memang tidak ada. Padahal ia bersama keluarganya telah tinggal di kawasan tersebut secara turun-temurun, jauh sebelum GWK berdiri.

“Harapan saya supaya ini (tembok) dibongkar semua. Kalau dia mau bikin tembok, biar di sebelah kanan jalan ini (di area kosong milik GWK). Mau temboknya setinggi apa, kita sebagai warga tidak ada keberatan,” paparnya. (BC9)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini