Mangupura, balibercerita.com –
Lima ratusan penari, penabuh dan seniman tampil dalam pagelaran kolosal ogoh-ogoh yang digelar di Lotus Pond Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park pada Minggu (27/3) malam. Hal itu dilaksanakan serangkaian dengan GWK Festival Ogoh-ogoh 2022 yang dilaksanakan hingga tanggal 8 Mei 2022.
Tema dari pagelaran kolosal tersebut adalah Amerebut Tirta Amertha, yang mengisahkan tentang perebutan tirta amertha yang ada hubungannya dengan tokoh utama Garuda Wisnu Kencana. Dalam pembukaan acara, juga ditampilkan theatrical tentang dampak pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat terpuruk. Namun, Bali harus tetap ajeg dan bangkit dari keterpurukan hal itu.
Event tersebut sukses menyedot perhatian pengunjung, ribuan orang sangat antusias menyaksikan event yang baru pertama kali dihelat tersebut. Event tersebut dinilai menjadi event pertunjukan budaya terbesar di Bali tahun 2022, sebagai upaya untuk memulihkan kunjungan wisata ke Bali.
“Akhirnya setelah dua tahun kita vakum akibat pandemi Covid-19. Kami kembali hadir dengan festival ogoh-ogoh tahun 2022,” ucap Marketing Communication and Event Division Head GWK Cultural Park, Andre R Prawiradisastra.
Sebagai kawasan tempat berdirinya salah satu patung tertinggi di dunia, GWK Cultural Park tidak ingin hanya dikenal sebagai taman yang menyajikan spot foto dan tempat perhelatan acara-acara gala dinner. Oleh karena itu, pihaknya menghadirkan kebudayaan Bali, salah satunya adalah kesenian ogoh-ogoh.
Pihaknya akan terus mencoba men-deliver Balinese culture kepada wisatawan, karena ia ingin mengkonsep bahwa GWK menjadi tempat yang menghadirkan seluruh budaya Bali. Hal tersebut sekaligus sebagai ruang pelestarian seni dan budaya Bali, sekaligus mengapresiasi seniman untuk tampil di GWK.
Diakuinya, festival tersebut sebenarnya sudah pernah digelar pada tahun 2019. Namun saat itu acara yang dilaksanakan hanya festival ogoh-ogoh mini. Hal itu kemudian vakum selama dua tahun karena pandemi, padahal saat itu sudah dirancang adanya kolosal ogoh-ogoh yang melibatkan seribu orang penari, penabuh, dan seniman. Seiring upaya pemulihan pariwisata dan ekonomi Bali, tahun ini event tersebut kembali digelar dengan menghadirkan parade kolosal ogoh-ogoh yang menampilkan 15 ogoh-ogoh dari seluruh daerah Bali.
Selain kolosal ogoh-ogoh, pihaknya juga akan menampilkan hasil dari kompetisi ogoh-ogoh mini dan tepel ogoh-ogoh, yang diikuti oleh 112 peserta dari seluruh Bali. Hal itu nantinya akan di pajang di bawah patung GWK selama event dilaksanakan. Lomba tersebut telah mendapatkan penilaian dari dewan juri dari 3 maestro seniman ogoh-ogoh Bali, yaitu Putu Marmar Herayukti, Komang Gede Sentana Putra alias Kedux Garage dan Ida Bagus Nyoman Surya Wigenam alias Gusman Surya. “Kami menyediakan hadiah sebesar Rp 30 juta, dengan berbagai kategori yang diperlombakan,” ungkapnya.
Untuk kolosal ogoh-ogoh, parade itu akan digelar setiap Sabtu dan Minggu. Event itu dipertunjukkan gratis bagi pengunjung yang telah membeli tiket masuk ke GWK. Tiket tersebut juga diberikan harga spesial, yaitu sebesar Rp 60 ribu untuk setiap orang masyarakat ber-KTP Bali. Jika mereka datang berkeluarga (minimal 4 orang), mereka akan diberikan tambahan harga spesial dengan masing-masing hanya dikenakan Rp 50 ribu.
Harga spesial itu juga berlaku untuk masyarakat non-KTP Bali maupun wisatawan. Mereka diberikan harga senilai Rp 100 ribu, dari harga tiket normal senilai Rp 125 ribu. “Kami harap melalui event ini, jumlah pengunjung bisa meningkat 300 persen dari kondisi normal. Saat ini kunjungan per hari sudah mencapai 2.000 kunjungan,” pungkasnya. (BC5)