Mangupura, balibercerita.com –
Selain Pantai Kuta, abrasi juga mengikis bibir Pantai Nusa Dua. Kondisi itu sudah berkali-kali terjadi, sayangnya upaya penanganan belum maksimal karena sifatnya terbatas dan sementara. Atas kondisi itu, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida telah menyiapkan langkah penanganan dengan konsep konservasi.
Program tersebut bernama Bali Beach Conservation Project (BBCP) Phase II. Proyek penataan yang dikerjakan menggunakan bantuan Japan International Cooperation Agency (JICA) itu juga akan menyentuh Pantai Tanjung Benoa, Pantai Seminyak, Legian dan Kuta (Samigita) dan Pantai Candidasa. BBCP Phase II terbagi ke dalam 3 paket, yaitu konstruksi paket I untuk Pantai Candidasa, konstruksi paket II untuk Pantai Samigita, serta konstruksi paket III di Pantai Nusa Dua.
Langkah sosialisasi awal telah dilakukan, termasuk melakukan pengukuran, pendataan, pengkajian, hingga didapatkan desain awal. Diharapkan desain final dapat dirampungkan akhir tahun ini, agar dapat dilakukan tender. Selasa (14/12), sosialisasi final desain penataan Pantai Nusa Dua hingga Tanjung Benoa telah dilaksanakan di Kantor Camat Kuta Selatan.
Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida Made Denny Setya Wijaya mengatakan, sosialisasi tersebut membuat desain penataan telah mengerucut. Dengan demikian, maka penggambaran detail desain dan persiapan dokumen untuk menuju tender telah bisa dilakukan.
Dalam penataan itu, akan ada tiga pekerjaan yang dilakukan nantinya yaitu sand bypassing, pembangunan walkway lanjutan, serta reprofilling. Untuk sand bypassing, akan dilakukan penggeseran pasir dari satu titik yang menumpuk menuju ke posisi pasir yang hilang. Sedangkan untuk pembangunan walkway lanjutan akan dilaksanakan dari titik Grand Mirage menuju arah pesisir Pantai Tanjung Benoa. Saat ini titik tersebut belum dilengkapi walkway. “Jadi walkway itu akan nyambung dengan yang sudah ada sebelumnya. Itu nantinya sekaligus menjadi batas antara area privat dengan publik,” terangnya.
Untuk reprofilling, hal itu berupa pembentukan kemiringan pasir pantai. Hal itu dilakukan untuk menata kemiringan pantai agar benar-benar baik. Sebab sebelumnya terjadi semacam penumpukan pasir ke arah titik yang lebih tinggi. Dengan upaya itu maka tidak ada lagi pasir pantai yang tinggi melebihi walkway ke depannya.
Dalam pengerjaan proyek tersebut, kemungkinan akan dilakukan penambahan pasir dengan memanfaatkan stockpile di Pantai Mertasari. Setelah program terlaksana, diharapkan hamparan pasir bisa mencapai rata-rata 15 hingga 20 meter dari walkway. Geobag yang ada saat ini di Nusa Dua, nantinya akan dibongkar dan diangkat, karena tidak akan dipakai lagi. “Walaupun nanti sudah ditata, transfer sedimen akibat arus masih berpotensi terjadi. Karena itu perlu dilakukan pemeliharaan rutin 3 atau 5 tahun sekali,” imbuhnya. (BC5)