Begini, Potret Kerukunan Umat Hindu dan Islam di Desa Tembok 

0
76
Kerukunan
Suasana diskusi yang merupakan rangkaian Deklarasi Rumah Moderasi di Desa Tembok, Tejakula, Buleleng. (ist)

Singaraja, balibercerita.com –  

Kerukunan antarumat beragama sudah sejak dahulu berlangsung di Desa Tembok, jauh sebelum ada istilah moderasi beragama. Antara warga Hindu dan Islam di Tembok, spirit kolaborasi sudah berjalan sejak ratusan tahun lalu. Hal itu diungkapkan Perbekel Tembok Dewa Komang Yudi Astara, dalam dialog pentingnya moderasi agama dalam meningkatkan kerukunan dan persatuan bangsa. Dialog ini merupakan rangkaian Deklarasi Rumah Moderasi Beragama di Desa Tembok, yang digelar di aula kantor Perbekel Tembok, Senin (5/9). 

Menurut Yudi Astara, sejak ratusan tahun lalu, penduduk Muslim di Tembok kebanyakan bermukim di Dusun Yeh Bau. “Seingat saya dulu sejak saya kecil, hubungan Hindu-Islam di Tembok itu sangat kompak dan kerukunan sudah dirawat sejak dahulu oleh para leluhur kami. Ini sudah menyatu sekali. Sehingga saat Galungan, sameton Muslim banyak membantu, begitu sebaliknya saat Idul Ftri sameton Hindu membantu,” katanya

Baca Juga:   Video Kerauhan Kerap Viral dan Munculkan Polemik, Ini Pendapat Penekun Spiritual 

Begitu juga saat Idul Adha, sameton Hindu kerap diundang oleh sameton Muslim. Dalam acara itu, masyarakat membaur dan megibung bersama. Nilai-nilai ini sudah berjalan secara turun-temurun.

Di sisi lain, Lahmudin selaku tokoh Muslim Tembok menjelaskan, di Yeh Bau sudah ada satu masjid dan dua mushola dan ada sekitar 150 KK warga Muslim. Lahmudin menceritakan, jauh sebelum istiah moderasi dikenal, Desa Tembok sudah menerapkan kerukunan antar umat beragama. Menurutnya, toleransi ada karena perbedaan. Meski berbeda dari sisi konsep ketuhanan, namun bukan berarti menjadi orang yang intoleran.

Baca Juga:   Lokasabha VIII, Nyoman Kenak Tepilih Jadi Ketua PHDI Bali

“Kami di Islam mengenal perintah dan larangan. PerintahNya, kami bertetangga 10 rumah ke samping kanan kiri, kalau ada yang lapar, maka sudah wajib untuk memperhatikan. Seperti itu konsep dalam Islam. Tentu ini adalah bentuk toleransi. Dengan siapapun, wajib untuk menjaga kerukunan,” tegasnya. 

Baca Juga:   KKN UHN IGB Sugriwa, Gelar Pelatihan Membuat dan Memasang Sanggul Bali

Sementara, Koordinator JaWara Internet Sehat Bali I Komang Agus Widiantara berharap deklarasi desa toleran dengan mengusung konsep Rumah Moderasi di Desa Tembok, Buleleng menjadi semangat warga desa untuk menyemai persatuan  dan kesatuan dengan komitmen yang  telah dibangun agar kehidupan rukun dan damai. ” Yang tidak kalah penting warga di desa mulai sadar bahwa sikap intoleran rentan muncul dari beragam informasi bohong atau hoaks yang ditafsir benar dan dilipatgandakan di ruang publik. Ini yang harus diantisipasi,” ucapnya. (BC10)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini