BBTF 2025 Resmi Ditutup, Perkuat Posisi Indonesia di Peta Pariwisata Global

0
57
BBTF
I Putu Winastra bersama panitia perwakilan dari pembeli, penjual, dan peserta pameran. (ist)

Mangupura, balibercerita.com —

Gelaran Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) ke-11 resmi ditutup pada Jumat (13/6), menandai sukses besar dalam mempertemukan 529 pembeli dari 45 negara dengan 499 penjual dari berbagai destinasi di Indonesia. Selama tiga hari pelaksanaan, BBTF kembali memperkuat reputasinya sebagai salah satu pasar perjalanan B2B internasional paling terkemuka di Indonesia.

BBTF 2025 telah membuktikan bahwa sinergi antara sektor publik dan swasta mampu menciptakan ekosistem pariwisata yang tangguh dan adaptif, sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai destinasi unggulan di kawasan Asia dan global.

Ketua Panitia BBTF 2025, I Putu Winastra menyampaikan rasa syukurnya atas kontribusi BBTF dalam pertumbuhan pariwisata nasional yang berkelanjutan. “Kami bangga menjadi platform terpercaya yang membangun koneksi pasar, memperkuat kemitraan, dan mempromosikan ragam destinasi di Indonesia,” ujarnya.

Dukungan dari Kementerian Pariwisata, Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Provinsi Bali, dan para pemangku kepentingan lainnya disebut sebagai kunci keberhasilan acara ini. Tahun ini, BBTF mencatat nilai transaksi yang diperkirakan mencapai Rp7,84 triliun, naik 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat Rp7,61 triliun. Peningkatan ini dicapai meski sektor pariwisata menghadapi tantangan seperti kenaikan harga tiket pesawat yang turut mempengaruhi tren tujuan wisata.

Baca Juga:   Selama Festival Imlek Bersama, Arus Lalin Jalan Gajah Mada Dialihkan 

Menariknya, BBTF 2025 juga mencatat peningkatan partisipasi dari pasar negara berkembang, yang menunjukkan tingginya minat terhadap destinasi dan produk wisata Indonesia. Salah satu pencapaian penting tahun ini adalah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Asita Bali dan Namibia Tourism Board (NTB). Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat hubungan pariwisata bilateral, mencakup program pengenalan destinasi, lokakarya, pertukaran media dan influencer, pengembangan paket wisata bersama, hingga pelatihan profesional.

“Kerja sama ini mendorong pertumbuhan bersama tanpa komitmen finansial langsung. Kami mengedepankan prinsip saling berbagi manfaat,” terang Winastra yang juga menjabat sebagai Ketua Asita Bali.

Sebulon Chiliho Chicalu, salah satu pembeli dari Namibia, menyampaikan antusiasmenya terhadap BBTF. “Ini kesempatan besar memahami Indonesia lebih dalam, terutama di luar Bali. Ketertarikan kami juga pada pariwisata desa dan masyarakat,” ungkapnya. Ia juga menyatakan rencana membawa tim operator tur Namibia yang lebih besar tahun depan serta mengundang mitra dari Indonesia untuk menjajaki peluang serupa di Namibia.

Baca Juga:   Basarnas Bali Bagikan Ratusan Tangkai Mawar

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Bali, Ida Ayu Indah Yustikarini menyebut BBTF sebagai ajang belajar sekaligus sarana promosi destinasi secara menyeluruh. “Bali sebagai destinasi dunia harus terus menyempurnakan daya saingnya. BBTF membantu kami mengembangkan pola perjalanan yang lebih merata untuk menghindari over-tourism,” jelasnya.

Dukungan juga datang dari daerah lain seperti Kalimantan Timur. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi, Ririn Sari Dewi, mengapresiasi BBTF sebagai ajang strategis memperkenalkan kekayaan alam dan budaya mereka. “Partisipasi kami sebelumnya telah meningkatkan kunjungan klien internasional,” ujarnya.

Pihak industri pun menyambut baik BBTF. Komang Artana dari Cross Hotel menilai acara ini efektif dalam membangun kepercayaan antara penjual dan pembeli. “Konsistensi BBTF untuk mendatangkan pembeli internasional, membangun kepercayaan bagi penjual untuk berpartisipasi dan terus mengembangkan properti kami,” ucapnya.

Baca Juga:   Selat Bali, Salah Satu Jalur Penyeberangan Paling Berisiko di Indonesia

Sementara, I Gusti Made Sudiarsa dari Bali Tropic Resort & Spa menyatakan bahwa selama 25 tahun pihaknya mempromosikan warisan Bali. BBTF membantu pihaknya menjangkau pasar global premium dengan menghadirkan pengalaman budaya yang autentik.

Christopher Chung dari Marriott Bonvoy juga menegaskan komitmen jangka panjang perusahaannya terhadap BBTF. Strategi perhotelan yang ia pimpin selaras dengan misi BBTF, menjadikan ini sebagai acara penting dalam kalender tahunan. “Kami menerapkan Bali to Bali, mengacu pada komitmen kami untuk berkolaborasi dengan pemasok dengan produk yang diproduksi secara lokal yang menunjukkan keberlanjutan yang membutuhkan konsistensi dan disiplin serta berharap orang lain yang terinspirasi ini akan terinspirasi,” bebernya. (BC5)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini