Mangupura, balibercerita.com –
Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke GWK Cultural Park mengalami peningkatan 15 persen pada Agustus 2024. Rata-rata kunjungan wisman mencapai 30 persen, dibandingkan bulan sebelumnya sekitar 15 persen. Menariknya, kepadatan kunjungan kini justru mengalami anomali karena susah ditebak.
Andre Prawiradisastra selaku Marketing Communication Division Head GWK menyampaikan bahwa kunjungan ke GWK saat ini masih menunjukkan peningkatan, khususnya wisatawan internasional. Walaupun saat ini musim peralihan masa high season ke low season, namun angka kunjungan rata-rata per minggu stabil pada 3.500 sampai 4.000 orang.
Jika dibandingkan bulan ke bulan, kunjungan pada bulan Agustus sekitar 3.500 sampai 4.000 orang, sedangkan di bulan Juli sebanyak 3.200 hingga 3.500 orang. “Saat ini stabil di angka 3.500-4.000 orang. Cukup wajar karena masuk masa peralihan. Kecenderungan peningkatan akan terjadi lagi di masa peak season pada bulan November dan Desember,” ucapnya, Kamis (5/9).
Peningkatan kunjungan saat ini kecenderungan terjadi pada wisatawan mancanegara. Hal ini membuat komposisi kunjungan wisman meningkat menjadi 30 persen berbanding 70 persen domestik. Adapun negara asal kunjungan wisman tertinggi sejauh ini di GWK yaitu India, disusul Australia dan sisanya campuran. Namun, belakangan ini animo kunjungan dari wisatawan Jepang dan Korea mulai menunjukkan geliat.
Sementara, kunjungan wisatawan Tiongkok masih belum menunjukkan peningkatan signifikan. Dari informasi yang diterima pihak travel agent, Tiongkok nampaknya masih fokus pada pemulihan ekonomi pascapandemi dengan mewajibkan warganya berwisata di dalam negeri. Diharapkan kunjungan wisatawan Tiongkok meningkat mengingat negara tirai bambu ini selama ini menempati posisi terasa kunjungan ke GWK.
Menariknya, belakangan ini terjadi anomali kunjungan. Jika biasanya kunjungan ramai saat weekend, kini sulit diprediksi. Kadang hari biasanya kunjungan ramai dan saat weekend sepi. “Sudah sebulan ini weekend lebih sepi dari weekdays. Kunjungan sulit diprediksi saat ini,” imbuhnya. (BC5)