Denpasar, balibercerita.com –
Berawal dari sering berkumpul dan nongkrong bareng ditambah kecintaan akan musik punk rock, band lokal Bali, Indonesian Flag dibentuk di tahun 1999. Awalnya band ini bernama Roenyam. Namun karena nama tersebut dinilai kurang cocok, akhirnya diganti menjadi Indonesian Flag.
Band ini digawangi Kecek.jr sebagai vokalis, Dedi sebagai basis, Dcu sebagai gitar 1, Dcool sebagai gitar 2 dan Guspooh sebagai drummer. Saat ditanya kenapa memilih nama Indonesian Flag, mereka memberikan jawaban yang simple. “Terinspirasi dari produk susu kala itu yang bernama Frisian Flag dan hingga sekarang pun masih tetap akan memakai nama Indonesian Flag,” ujar Kecek.jr.
Band ini mendapat inspirasi bermusik dari Oxymoron, Rancid dan The Business sehingga memberikan warna tersendiri bagi penikmat musik punk rock indie di Bali saat ini. Formasi band ini telah mengalami perubahan. Meski demikian, mereka masih tetap eksis di blantika musik indie di Bali. Saat ditanya tentang rencana band ini ke depan, ia hanya menyebutkan, di tahun ini akan menyusun album. “Mungkin tahun depan rencana rilis album EP 5 atau 6 lagu,” ungkapnya.
Di tahun 2019, tepatnya 20 tahun sejak berdiri, band ini mengeluarkan single “Wajahmu Negri. Single ini menceritakan tentang rakyat yang bagaikan tikus yang mati di lumbung padi. Negara akan sumber daya alam, namun banyak oknum rakus yang merongrong dan menggerogoti kekayaan tersebut dari berbagai lini sehingga rakyatnya menderita.
Untuk diketahui, Indonesian Flag mengeluarkan album pertama yang bertajuk “Ndak Urus” di tahun 2003, limited edition dari Distract Prod., kompilasi “Rock After School”, single “Indonesia Jaya”, kompilasi “Maximum Rock’n Roll Monarchy”, single “WTS” (Wanita Tetangga Sebelah), dan album “Indonesia Jaya” pada tahun 2005. (BC10)














