Mangupura, balibercerita.com –
Ratusan keping CD album ketiga band John And The Jail Story telah terjual menjelang dirilis pada 24 September 2022, di Yogyakarta. Bahkan beberapa diantaranya sampai terjual ke Malaysia, Jerman, dan negara lainnya yang pernah menjadi tempat manggung band bergenre country rockabilly itu. Hal ini menjadi sebuah kegembiraan bagi band yang sempat mendapatkan kontrak rekaman musik rockabilly dari salah satu studio di Inggris pada 3 Januari 2012 tersebut. Sebab hal ini mengindikasikan bahwa musik rockabilly masih sangat diminati di tengah gempuran industri K-Pop.
John Lano Lano selaku frontman dari John And The Jail Story menerangkan, album bertajuk The Journey Of High Rockabilly itu memang dicetak berupa CD dengan jumlah terbatas. Sebab kedepan album tersebut akan dirilis dalam bentuk digital platform, seperti yang dilakukan pada album sebelumnya. Pihaknya menargetkan album dapat terjual sampai 5 ribu keping. Saat ini CD album tersebut sudah laku terjual ratusan keping.
“Animo ini menjadi motivasi dan semangat kami untuk nanti tampil di Jogja. Tidak ada persiapan khusus yang kita tampilkan, cuma kita lebih kepada menyiapkan mental. Sebab di sana biasanya mental kita yang diadu,” ungkap pria yang terpilih menjadi Ambassador Rockabilly Indonesia ini.
Selain merilis album, kedatangan mereka ke Yogyakarta juga menghadiri undangan Festival Musik Jogjarockarta bersama band Superman Is Dead dan The Hydrant. Mereka berangkat ke Jogja pada 20 September ini dan berada di Jogja sampai 29 September 2022. Momen tersebut sekaligus dimanfaatkan untuk menjalin silaturahmi dengan teman yang banyak men-support John And The Jail Story selama ini. Jogja diakuinya menjadi salah satu tempat yang spesial bagi John And The Jail Story, karena banyak inspirasi dan kenangan indah yang tercipta di sana.
Besarnya animo akan kecintaan musik rockabilly di Indonesia membuat pihaknya dapat kembali merilis album keempat mereka. Sebab ia ingin selalu produktif melahirkan karya yang setiap tahunnya dapat dirilis ke masyarakat pecinta musik. Terlebih saat ini aturan meng-cover lagu sudah tidak bisa dilakukan secara bebas. Padahal maksud dari hal itu bertujuan untuk membangkitkan kenangan dan secara otomatis akan membuat lagu itu tetap hidup di masyarakat. “Kami ingin produktif berkarya agar musik tanah air semakin kaya dan rockabilly tetap eksis. Sebab saat ini yang berkembang di negeri sendiri adalah lagu K-Pop,” sebutnya.
Saat menggelar mini konser Road to Jogja pada Sabtu (17/9) malam, di Angkringan Cobek Odor, Tuban, sejumlah lagu pada album terbaru mereka bawakan. Diantaranya Midnight In Sarkem yang terinspirasi kehidupan di pasar kembang, Joni Pinjol, Jogja, Amboi, Pulan Bin, Pulan, Kono Rondho yang berbahasa Jawa, dan sejumlah lagu lainnya. Sejumlah lagu yang berkaitan dengan Kota Gudeg itu sengaja dibuat bagi mereka yang pernah tinggal maupun bersekolah di Jogja. Hal itu sekaligus untuk beromansa akan kenangan indah mereka selama berada di Kota Pendidikan Jogja. (BC5)