BBTF 2025 Dorong Peran Masyarakat dalam Pariwisata Berkelanjutan

0
178
Pariwisata
Ketua Panitia BBTF Tahun 2025 saat memberikan sambutan. (ist)

Mangupura, balibercerita.com –
Pameran pariwisata terbesar di Indonesia, Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) kembali digelar untuk ke-11 kalinya pada 11–13 Juni 2025 di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua. Mengusung tema “Indonesia: Preserving Green Nature and Cultural Heritage for the World”, BBTF 2025 menekankan pentingnya pelestarian alam dan budaya dalam pengembangan industri pariwisata.

Tahun ini, BBTF menampilkan lebih dari sekadar destinasi unggulan seperti Labuan Bajo, Mandalika, Danau Toba, dan Borobudur. Beragam inovasi diangkat melalui sektor strategis, diantaranya pariwisata spiritual dan kebugaran yang berupa peningkatan minat terhadap wellness melalui meditasi, yoga, dan kunjungan ke tempat suci untuk ketenangan batin dan keseimbangan hidup.

Pariwisata medis dan kesehatan yang menjawab meningkatnya minat wisatawan global terhadap layanan kesehatan berkualitas dalam suasana perjalanan yang nyaman. Pariwisata petualangan yang digemari generasi muda untuk eksplorasi alam dan ekowisata autentik. Wisata mewah yang menunjukkan pertumbuhan permintaan terhadap akomodasi eksklusif, layanan premium, dan pengalaman yang dipersonalisasi. Hal ini mencerminkan tren global sekaligus menjawab kebutuhan wisatawan masa kini.

Sampai 21 Mare 2025, partisipasi tercatat 192 seller dari 6 provinsi yaitu Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB, NTT. Sebanyak 288 booth exhibitor dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Namibia. 206 perusahaan buyer dari 38 negara telah terdaftar, termasuk dari India, Filipina, UEA, Australia, Prancis, hingga buyer baru dari Mauritius dan Lituania.

BBTF 2025 akan menjadi panggung kolaborasi strategis antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas global. Tiga program unggulan tahun ini antara lain Post Tour Signature Programme berupa promosi destinasi melalui perjalanan eksklusif ke berbagai daerah. Talkshow & Knowledge Sharing yaitu diskusi dari para ahli tentang tren global dan strategi berkelanjutan. Networking & Exhibition yang memperluas jaringan bisnis lintas benua, termasuk Timur Tengah dan Amerika Latin.

Baca Juga:   Perahu Dihantam Ombak, Seorang Nelayan Tenggelam di Nusa Lembongan

Ketua Panitia BBTF 2025 yang juga Ketua Asita Bali, I Putu Winastra, S.AB., M.A.P. menyampaikan bahwa BBTF bukan sekadar pertemuan bisnis. BBTF sebagai ruang untuk mendorong wisata berkualitas dan investasi strategis, bukan sekadar transaksi bisnis. “Ini adalah platform strategis untuk memperkenalkan Bali sebagai pemimpin pariwisata berkualitas dan berkelanjutan, serta menarik wisatawan premium dan investasi bernilai tinggi,” ucapnya.

Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa menegaskan komitmen pemerintah untuk mendorong pariwisata nasional yang berkualitas dengan menitikberatkan pada keberlanjutan, pemerataan manfaat, dan pelestarian budaya serta lingkungan. Dua program prioritas yang diangkat adalah Gerakan Wisata Bersih, yang fokus pada pengelolaan sampah dan sanitasi destinasi, serta paket wisata 3B (Banyuwangi–Bali Barat–Bali Utara) guna mengurangi kepadatan di Bali Selatan dan mendorong pemerataan kunjungan.

Pariwisata berkualitas bukan hanya tentang peningkatan jumlah kunjungan, tetapi juga tentang bagaimana mengelola pertumbuhan tersebut secara bertanggung jawab. “Melalui Gerakan Wisata Bersih dan pengembangan koridor wisata 3B, kami ingin memastikan bahwa setiap destinasi di Indonesia tumbuh dengan fondasi yang kuat: kebersihan, keberlanjutan, dan partisipasi aktif masyarakat lokal,” ungkapnya.

Baca Juga:   Perumda Pasar Denpasar Bayar Premi Asuransi Pedagang Rp 50.080.800 

Mendukung hal ini, program “Satu Pulau, Satu Pola, Satu Tata Kelola” dari Gubernur Bali, yang dijabarkan oleh Tjok Bagus Pemayun, menyoroti tiga fokus utama Bali: pengelolaan sampah, penanganan kemacetan, dan perlindungan lahan produktif, yang selaras dengan tema BBTF mengenai pelestarian alam dan budaya.

Sugi Lanus, filolog dan budayawan Bali, mengingatkan pentingnya kembali ke akar budaya Bali sebelum melakukan promosi masif. Ia menekankan bahwa pemahaman filosofi dan kearifan lokal, seperti yang tercermin dalam Prasasti Blanjong, harus menjadi dasar dalam pembangunan pariwisata yang autentik dan berkelanjutan. Sugi juga mengajak masyarakat dan pemerintah untuk lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya, seperti naskah-naskah lontar dan tradisi lisan, sebagai upaya menjaga jati diri Bali di tengah arus globalisasi. Dengan demikian, promosi pariwisata yang dilakukan akan memiliki fondasi budaya yang kuat dan autentik, sehingga dapat menarik wisatawan yang menghargai kedalaman budaya Bali.

Ketua GIPI Bali dan BTB, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, menegaskan peran Bali dalam memimpin transformasi pariwisata melalui diversifikasi produk, adopsi teknologi digital, dan kecerdasan buatan (AI) untuk memperkuat daya saing Bali di tengah perubahan global. Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pelaku industri, akademisi, dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang adaptif dan berkelanjutan.

Melalui pendekatan ini, Bali tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga laboratorium hidup bagi inovasi pariwisata masa depan Indonesia. Bali Tourism Board (BTB) memainkan peran penting dalam menguatkan prinsip pengelolaan destinasi, sebagai wadah koordinasi strategis yang mewakili lebih dari 30 asosiasi industri pariwisata di Bali. “Sinergi antar asosiasi ini menjadi kekuatan kolektif dalam mendorong pariwisata Bali yang berkelanjutan, berkualitas, dan berakar pada nilai-nilai lokal,” tegasnya

Baca Juga:   Camat Kuta Selatan Nilai Nusa Dua Festival 2025: Merawat Budaya, Menguatkan Pariwisata Bali

General Manager the Nusa Dua, I Made Agus Dwiatmika mendukung aspek keberlanjutan berbagi wawasan tentang proyek infrastruktur yang mendukung pariwisata berkelanjutan. The Nusa Dua di bawah manajemen ITDC mengoperasikan instalasi pengolahan limbah air (WWTP) yang mendaur ulang lebih dari 3.200 meter kubik air per hari. Ia juga sedang membangun fasilitas pembangkit listrik dari sampah (waste-to-energy) berkapasitas 500 kW.

Sementara itu, Hotel Manager the Westin Resort Nusa Dua, Bali – BICC, Marco Di Pasquale menunjukkan komitmen pada pariwisata hijau melalui inisiatif seperti kompos organik, pengurangan plastik, dan program keterlibatan komunitas lokal.

Aspek keamanan juga menjadi perhatian utama. Kombes Pol. Musni Arifin, S.I.K., M.H., Direktur Pengamanan Objek Vital Polda Bali, menyatakan bahw pihaknya akan memperkuat patroli, pengawasan, serta segera meluncurkan Mobile Police Tourism Unit dan Tourism Center untuk menangani wisatawan bermasalah dan menjamin keamanan destinasi pariwisata Bali. “BBTF 2025 adalah momentum strategis untuk menunjukkan bahwa Indonesia melalui Bali tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga pusat inovasi pariwisata global yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi,” pungkasnya. (BC5)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini