Uma Palak Festival 2025, Pertamina Patra Niaga Dampingi Petani Subak Sembung Hadapi Ancaman Alih Fungsi Lahan

0
16
Uma Palak Festival
Suasana Uma Palak Festival 2025. (ist)

balibercerita.com –
Di tengah derasnya ancaman alih fungsi lahan yang terus menggerus eksistensi subak di Bali, Pertamina Patra Niaga Aviation Fuel Terminal Ngurah Rai hadir sebagai mitra bagi petani lokal melalui program corporate social responsibility (CSR) Uma Palak Lestari.

Bentuk nyata dukungan ini terlihat dalam penyelenggaraan Uma Palak Festival 2025, sebuah perayaan Hari Tani Nasional yang digelar di Ekowisata Uma Palak Lestari, Subak Sembung, Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara, pada Sabtu (20/9). Festival ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, melainkan juga simbol sikap komunitas petani untuk menolak arus konversi sawah yang kian masif.

Data Dinas Pertanian Kota Denpasar mencatat, dalam kurun waktu 2023–2024 terjadi penyusutan lahan pertanian hingga 100 hektare akibat alih fungsi. Kini, lahan baku pertanian di Denpasar tersisa sekitar 2.000 hektare, dengan 1.000 hektare diantaranya telah ditetapkan sebagai lahan abadi yang tak bisa diubah peruntukannya. Secara lebih luas, Bali kehilangan rata-rata 750 hektare sawah setiap tahun, dengan Tabanan menjadi daerah terdampak terbesar, disusul Gianyar, Badung, dan Denpasar.

Baca Juga:   Nuanu Creative City, Kota Kreatif yang Tumbuh dari Cinta Kini Resmi Membuka Pintu untuk Dunia

Aviation Fuel Terminal Ngurah Rai mendampingi Subak Sembung dalam penguatan kapasitas petani sekaligus pengembangan ekowisata berbasis komunitas. Dukungan ini berpuncak pada penyerahan bantuan mesin giling gabah kepada Pak Pekaseh Subak Sembung, yang menjadi simbol “kado” untuk petani di Hari Tani Nasional.

Kepala Seksi Kesejahteraan Kelurahan Peguyangan, Ni Luh Putu Siptiari Astiti, memberikan apresiasi kepada Pertamina. “Kami mengapresiasi Pertamina Patra Niaga yang setia mendampingi petani kami melalui Aviation Fuel Terminal Ngurah Rai. Berkat dukungan ini, Subak Sembung tidak hanya bertahan di sektor pertanian, tetapi juga berkembang dalam bidang pariwisata,” ungkapnya.

Sementara itu, Aviation Fuel Terminal Manager Ngurah Rai, I Komang Susila Gosa menegaskan komitmen perusahaan. “Festival ini adalah wujud nyata kehadiran kami di tengah masyarakat, khususnya petani. Mereka tidak hanya bekerja untuk keluarga, tetapi juga untuk menjaga kedaulatan pangan. Kita tidak bisa membiarkan petani menghadapi persoalan besar seperti krisis iklim, alih fungsi lahan, hingga tata niaga yang merugikan. Pertamina hadir berkolaborasi, membawa inovasi, dan memastikan petani tidak berdiri sendiri,” tegasnya.

Baca Juga:   Hutan Kekeran Pecatu Dicanangkan Menjadi Kawasan Konservasi Burung Perkutut

Rangkaian Uma Palak Festival berlangsung meriah, meliputi donor darah, lomba memancing, lomba membuat gebogan oleh ibu-ibu, lomba melukis dan mewarnai dengan tema pertanian dan energi terbarukan, serta jalan sehat yang dimeriahkan oleh seniman Bondres Sengap dan Kawan. Kegiatan ini berhasil menarik ratusan peserta lintas generasi, memperkuat semangat gotong royong sekaligus pelestarian budaya agraris Bali.

Secara terpisah, Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menegaskan bahwa Pertamina akan terus hadir mendukung kegiatan berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat. “Melalui Uma Palak Festival, kami berharap petani subak semakin percaya diri menjaga lahannya sekaligus mengembangkan potensi ekonomi kreatif dan ekowisata. Kolaborasi ini adalah bagian dari komitmen kami terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya ketahanan pangan, lingkungan, dan pemberdayaan komunitas,” ujarnya.

Baca Juga:   Bulan Ramadan, GWK Siapkan yang Spesial

Dengan pendekatan berbasis komunitas, Uma Palak Festival menjadi bukti bahwa pelestarian subak tidak semata bergantung pada regulasi, tetapi juga pada sinergi masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta. Pertamina Patra Niaga membuktikan bahwa perusahaan energi pun dapat berperan aktif dalam menjaga ketahanan pangan dan warisan budaya lokal.

Di tengah arus betonisasi dan modernisasi, Subak Sembung tetap berdiri teguh. Selama ada dukungan, pendampingan, dan keyakinan bersama, subak akan terus hidup sebagai nadi Bali yang lestari. (BC5)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini