Mangupura, balibercerita.com –
Dirintis dari sebuah kos-kosan di Jalan Gunung Tangkuban Perahu, Kecamatan Denpasar Barat, merk tato temporer Bali Paper Ink kini menjelma menjadi ikon fashion di kalangan anak muda. Hal ini seiring dengan lifestyle dari anak muda yang mulai gemar dengan tato temporary karena menjadi pilihan yang sangat bagus bagi penggemar tato yang takut jarum dan tidak mau tato permanen di tubuhnya.
Pasangan suami istri, Havidz Najjar dan Marina Idris menjadi owner usaha ini. Berkat kerja keras bersama tim yang disebut Bring Team, Bali Paper Ink terus berkembang sebesar ini. Dari basic usaha tato temporary kos-kosan di tahun 2019, saat ini jumlah anggota tim lebih dari 40 orang. “Kita mulai usaha memang dari kost-kostan. Itu di tahun 2019, dengan modal Rp2 jutaan,” ucap Havidz Najjar.
Karena dimulai dari usaha kos-kosan, sistem penjualan yang dilakukan pada masa awal yaitu COD (cash on delivery). Ia ingat betul saat itu sering mengalami kejadian yang tidak mengenakkan, seperti ditipu, dipermainkan saat order, dan diblok nomor saat melakukan COD. Pengalaman pahit itu tidak membuatnya patah semangat dan terus berjualan berkeliling. Usahanya semakin berkembang saat merambah pasar digital melalui platform tiktok. Hal ini membuat pangsa pasarnya meluas, hingga ke luar pulau Bali.
Membaca animo pasar yang cukup potensial, mereka memberanikan diri untuk membuka cabang di Legian. Di sini, usaha mereka terus berkembang dengan menyasar wisatawan yang berlibur ke Bali. Perlahan-demi perlahan mereka mengekspansi daerah lainnya, salah satunya di Canggu dengan meluaskan market wisatawan asing.
Sampai saat ini usaha tato temporary satu-satunya di Bali ini telah memiliki 4 toko, yaitu di Denpasar berupa homestore, Tuban, Legian, dan terbaru di Canggu. Grand opening toko terbaru di Canggu dilaksanakan Minggu (22/6), tepatnya di shortcut Canggu Jalan Anggrek, Kuta Utara. Ekspansi ini dilakukan untuk memperluas pasar, dengan acuan polling request para konsumen.
Havidz Najjar menceritakan bahwa mereka berencana dalam waktu dekat membuka cabang ke empat di Canggu, setelah sempat survei lokasi di November 2024 dan mendapatkan 10 titik yang dirasa cocok mengembangkan usahanya.
Pengembangan usaha ke Canggu merupakan upaya pelebaran market. Dari dua cabang yang berdiri sebelumnya (Tuban dan Legian), para konsumen memang lebih didominasi wisatawan lokal. Dengan tekad yang kuat, ia bersama tim kemudian memberanikan diri merambah Canggu dengan target wisatawan mancanegara.
“Kemarin saat soft opening animo market sangat antusias menyambut kami. Kita pilih di lokasi ini karena memang lokasinya strategis, jalur pariwisata dan harga yang affordable,” ucapnya.
Kemacetan diakui menjadi hantu yang seolah membayangi Canggu. Namun, hal ini menurutnya justru menjadi peluang dan tantangan baginya dalam memperluas market. Terlebih tato temporary tergolong bisnis yang baru dan Bali Paper Ink menjadi top of mind di tatto temporary yang seyogyanya harus lebih banyak menjangkau market dan fashion. Terlebih, bisnis tato temporary di Bali dan Canggu baru dilakukan pihaknya sehingga membuatnya optimis dan termotivasi.
Marina Idris menambahkan bahwa usaha yang dirintis bersama suaminya ini berkembang di momen pandemi Covid-19. Kondisi saat itu membuat market online berkembang gila-gilaan, utamanya di kalangan generasi muda. Momen ini bertepatan dengan masuknya Bali Paper Ink yang merambah pasar digital. Sampai saat ini, pemasaran melalui digital masih terus dilakukan, bahkan ini dilaksanakan live 24 jam.
Ia menceritakan bahwa usahanya ini memang dimulai dari kos-kosan di wilayah Jalan Gunung Tangkuban Perahu. Setelah 2 tahun di sana, mereka kemudian berpindah ke Jalan Gunung Kalimutu yang masih berada di wilayah Denpasar. Bersama tim, mereka terus berkembang dengan merespons potensi pasar. Salab satunya membuat desain tato berdasarkan request masukan dari customer yang masuk melalui platform digital.
Upaya kolaborasi juga ditempuh dengan menggandeng seniman lokal Bali. Hal ini bukan semata untuk menyasar profit oriented, namun ikut mengangkat para seniman Bali dan berbagi rejeki.
Menurutnya, tato temporary saat ini menjadi aksesoris wajib outfit of the day bagi anak muda. Selain gelang, cincin, baju dan printilan lainnya, tato menjadi wahana menuangkan ekspresi karena dapat dimodifikasi sesuai mood. Karena itulah desain yang dibuat relatif berbeda dengan tato pada umumnya. Khususnya di Canggu, yang menjadi lokasi baru bagi Bali Paper Ink.
“Kalau toko kita lainnya kebanyakan pasarnya wisatawan domestik. Untuk di Legian sebenarnya sudah banyak mancanegara yang masuk. Tapi itu sebenarnya sifatnya family.
Di sini (Canggu) kita sudah coba 2 minggu, kebanyakan yang datang ini memang wisatawan asing untuk anak muda,” imbuhnya.
Disain tato Bali Paper Ink banyak dicari konsumen karena produknya yang sangat unik, atraktif dan menarik. Dari sisi harga juga relatif terjangkau dan tempat jualan yang juga nyaman. Bahan tinta yang digunakan Bali Paper Ink sangat aman untuk kulit, yaitu jenis fruit ink atau tinta yang bahannya dari buah-buahan.
Ada dua jenis tato temporary yang ditawarkan yaitu basic yang memiliki ketahanan seminggu dan premium dengan ketahanan sebulan. Harga tato temporary yang disediakan cukup terjangkau, dari kisaran Rp15 ribu untuk basic hingga Rp150 ribu untuk premium. Jam operasional toko mulai pukul 10.00 hingga 23.00 Wita. (BC5)