Mangupura, balibercerita.com –
Pangerupukan di Kecamatan Kuta diramaikan sekitar 43 ogoh-ogoh. Parade ogoh-ogoh tersebut dilaksanakan di masing-masing desa adat dengan menampilkan beragam atraksi. Khusus di Desa Adat Kuta, pawai ogoh-ogoh akan dikemas dalam bentuk festival seni budaya yang diikuti oleh belasan ogoh-ogoh dari banjar-banjar di Kuta.
Manggala Pasikian Yowana Kecamatan Kuta Komang Freddy Trikayana mengatakan bahwa berdasarkan rapat koordinasi pasikian yowana dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, telah diatur atau dijadwalkan rangkaian demi rangkaian Pangerupukan di desa adat masing-masing. Untuk pengarakan atau pawai ogoh-ogoh tahun ini dibatasi sampai jam 10 malam, setelah itu agar jalan clear. Penggunaan jalan juga tidak diperbolehkan menggunakan jalan protokol.
Larangan penggunaan jalan protokol ini didasari atas pelaksanaan Pangerupukan tahun lalu. Saat itu, di Desa Adat Kapal muncul permasalahan mobil ambulans urgensi yang tidak bisa melewati jalan sehingga terjadi kemacetan. Untuk pementasan ogoh-ogoh, rute sudah dikoordinasikan bersama klian pasikian yowana.
“Kami berharap kabel-kabel yang sekiranya sulit dilalui ogoh-ogoh agar dapat dibantu perapian. Sebab kondisi kabel ada yang melintang pendek dan ogoh-ogoh cukup besar. Saat pementasan nanti diharapkan dapat dikawal pihak kepolisian,” ucapnya.
Untuk pawai di Desa Adat Seminyak dilaksanakan dalam skala kecil dan tidak melaksanakan lomba. Lokasi pawai berada di depan Pura Desa Adat Seminyak. Rute yang ditempuh yaitu dari lokasi parkir ogoh-ogoh di Jalan Raya Seminyak ke utara mengarah titik melastik dan menuju tempat pementasan. Setelah itu ogoh-ogoh balik ke banjar masing-masing.
Desa Adat Legian juga tidak melaksanakan pawai besar dan tidak dilombakan. Ada 2 lokasi dari pementasan, yaitu di perempatan Pantai Double Six dan catus pata desa. Rute pawai yaitu dari banjar masing-masing menuju ke perempatan Pantai Double Six sebagai lokasi pementasan kedua, kemudian balik menuju perempatan catus pata desa (depan Hotel Mercure) yang menjadi lokasi pementasan kedua.
Di sana akan ada gebyar dari sabha yowana desa, setelah itu menuju ke masing-masing banjar dilanjutkan menuju Pantai Melasti sebagai tempat parkir ogoh-ogoh. Ogoh ogoh yang dipentaskan hanya ogoh-ogoh banjar, sedangkan di luar itu hanya dipentaskan di banjar masing-masing.
Untuk Kuta, pengarakan ogoh-ogoh dikemas dalam bentuk pawai dan festival seni budaya Kuta. Adapun rute yang ditempuh yaitu dari parkir ogoh-ogoh di Jalan Legian (depan banjar pering Kuta) lanjut menuju panggung utara di depan Pura Desa Adat Kuta.
Setelah pementasan dilaksanakan, ogoh-ogoh akan menuju ke perempatan Pasar Seni Kuta I, belok kanan menuju perempatan pasar senggol. Menuju ke arah barat ke Pantai Kuta untuk parkir akhir di Pasar Seni Kuta.
Sementara, Tuban tidak melaksanakan lomba. Pengarakan ogoh-ogoh hanya dilakukan biasa dan dilakukan dari masing-masing banjar menuju ke Krisna Oleh-oleh sebagai lokasi pengarakan utama. Setelah itu, balik ke arah Setra Tuban untuk dipralina.
Di Kelan, lokasi pengarakan berada di batas wilayah Kelan dan Kedonganan. Kemudian balik ke arah utara menuju catus pata pementasan, setelah itu balik ke masing-masing banjar untuk parkir ogoh ogoh.
Sedangkan di Kedonganan dilaksanakan pengarakan biasa dari banjar masing-masing menuju simpang Hotel Watermark. Menuju selatan ke arah pantai, dilanjutkan menuju perempatan minimarket troley dan ke arah barat menuju pantai untuk parkir. (BC5)